HAJI TAMATTU ialah umrah pada bulan-bulan haji kemudian tahallul dari umrah dan ihram haji pada tahun itu juga
tidak akan pernah dapat mengambil pelajaran dari AlQur`an melainkan orang-orang yang berakal

Minggu, 13 Desember 2009

perjalanan ibadah haji tamattu


UMRAH
Dilakukan sebelum tanggal 8 Dzulhijjah



عن يعلى بن أمية أن النبي صلعم طاف مضطبعا و عليه برد
Dari Ya’la bin Umayyah ra bahwasanya Nabi Saw Thawaf dengan Idlthiba, dan beliau memakai selendang.
(HR Ibnu Majah, AtTirmidzi, dalam Nailul Authar)
Idlthiba : ialah memasukkan kain ihram di bawah ketiak kanan dan meletakkan ujung kainnya pada pundak kiri. Pundak kanan terbuka, pundak kiri tertutup kain ihram.
Untuk jama'ah calon haji Indonesia gelombang ke-2 yang langsung ke Jeddah, sejak dari bandara Indonesia sudah berkain ihram, sehingga ketika sampai di miqat makani (Qarnal Manazil) tinggal mengucapkan takrir umrah :
 لَبَّيْكَ اَللّهُمَّ عُمْرَةً
" labbayka allahumma umratan "
di lanjutkan mengucapkan talbiyah
 لَبَّيْكَ اَللّهُمَّ لَبَّيْكَ, لَبَّيْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ, اِنَّ الْحَمْدَ وَنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ, لاَشَرِيْكَ لَكَ
" labbayka allahumma labbayk, labbayka laa syariikalaka labbayk, innalhamda wa ni'mata laka walmulk, laa syariikalak "
dengan lantang hingga melihat ka'bah baitullah di AlMasjidilharam.

di bandara pemberangkatan sudah berkain ihram

di bandara jeddah sudah ihram umrah

menuju almasjidilharam untuk thawaf qudum
ketika melihat baitullah talbiyah diganti dengan mengucapkan :
اَللّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمُ
" allahumma antassalam, wa minkassalam, fahayyina rabbana bissalam "

thawaf qudum di baitullah
awal dan akhir thawaf di rukun hajar aswad
dan setiap sampai di hajar aswad
lakukan taqbil/istilam/isyarat pada hajar aswad sambil ucapkan
بِسْمِ اللهِ واللهُ اَكْبَرُ
" bismillahi wallahu akbar "


taqbil = mengkucup/mencium - istilam = mengusap/meraba dengan tangan kanan kemudian tangan dicium - isyarat = mengangkat telapak tangan kanan terbuka ke arah hajar aswad

selama mengelilingi ka'bah sangat dianjurkan sambil dzikrullah
setiap antara rukun yamani hingga rukun hajar aswad ucapkan du'a
رَبَّنَا اَتِنَا فى الدُّنيْاَ حَسَنَةً وَفِى الاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ
" rabbana aatina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, waqina 'adzabannar "
tiga putaran awal dengan ramal (berlari kecil), dan empat putaran sisanya jalan biasa
selesai thawaf - dari rukun hajar aswad menuju maqam ibrahim
menjelang sampai di maqam ibrahim ucapkan
وَاتَّخِذُوْامِنْ مَقَامِ ِأبْرَهِيمْ َمُصَلّىَ
" wattakhidzu mimaqami ibrahiima mushalla "

shalat sunat dua raka'at
raka'at pertama membaca : alfatihah + kulya ayyuhal kafirun
raka'at kedua membaca : alfatihah + kul huwallahu ahad
selesai shalat kembali ke hajar aswad untuk taqbil/istilam/isyarat sambil ucapkan
بِسْمِ اللهِ واللهُ اَكْبَرُ
" bismillahi wallahu akbar "
kemudian menuju bukti shafa untuk mengerjakan sa'i
ketika hampir tiba di bukit shafa ucapkan
اِنَّالصَّفَا وَالْمَروَةَ مِنْ شَعَائِرالله
" inna shafa wal marwata min sya'airillah "


setiap di bukit shafa atau marwah, sambil mengangkat kedua tangan ucapkan :
اللهُ اَكْبَرُ , اللهُ اَكْبَرُ , اللهُ اَكْبَرُ
لآ اِلَهَ اِلاّاللهُ وَحْدَهُ لآشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ, وَلَهُ الْحَمْدُ, وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ, لآ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ, اَنْجَزَ وَعْدَهُ , وَنَصَرَ عَبْدَهُ , وَهَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ
" Allahu akbar-Allahu akbar-Allahu akbar"
" Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa 'alaa kulli syay`in qadiir, laa ilaaha illallahu wah dah, anjza wa'dah, wa nashara 'abdah, wa Hazamal ahzaba wahdah "
kemudian disambung berdo’a sesuka hati (sesuai keperluan).
lakukan berbuat demikian (takbir-tauhid-do’a) sebanyak tiga kali (ulangan)

dilanjutkan melakukan perjalanan sa'i shafa-marwah
dari bukit shafa hingga bathnul wadi`(tempat bertanda lampu neon hijau) berjalan biasa
dalam area bathnul wadi` dengan ramal (berlari kecil)
lewat bathnul wadi` berjalan biasa kembali hingga sampai di marwah
ketika menjelang tiba di bukit marwah ucapkan
اِنَّالصَّفَا وَالْمَروَةَ مِنْ شَعَائِرالله
" inna shafa wal marwata min sya'airillah "
tiba di bukit marwah lakukan seperti di bukti shafa
takbir-tauhid-do’a sebanyak tiga kali/ulangan
" Allahu akbar-Allahu akbar-Allahu akbar"

" Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa 'alaa kulli syay`in qadiir, laa ilaaha illallahu wah dah, anjza wa'dah, wa nashara 'abdah, wa Hazamal ahzaba wahdah "
perjalanan shafa-marwah dihitung satu kali perjalanan
perjalanan marwah-shafa dihitung satu kali perjalanan

dan perjalanan sa'i akan berakhir di marwah
dilanjutkan mengerjakan tahallul dengan menggunting sedikit rambut

du’a sehabis menggunting rambut
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُحَلِّقِيْنَ, وَ لِلْمُقَصَرِيْنَ
" Allahummaghfir lilmuhallaqiin wal muqashariin "
Ya Allah ampunilah orang-orang yang bercukur (gundul), dan yang menggunting (sedikit rambut)
(Muttafaq ‘alayh)
setelah tahallul maka ibadah UMRAH telah selesai
dan dapat berganti pakaian dengan pakaian biasa









HAJI



Dilakukan sejak tanggal 8 Dzulhijjah hingga 13 Dzulhijjah

pada tanggal 8 Dzulhijjah pagi (ba'da shubuh) berkain ihram di Mekah.
ucapkan takrir (niyat) haji
لَبَّيْكَ اَللّهُمَّ حَجًّا
" labbayka allahumma hajjan "
di lanjutkan mengucapkan talbiyah
لَبَّيْكَ اَللّهُمَّ لَبَّيْكَ, لَبَّيْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ, اِنَّ الْحَمْدَ وَنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ, لاَشَرِيْكَ لَكَ
" labbayka allahumma labbayk, labbayka laa syariikalaka labbayk, innalhamda wa ni'mata laka walmulk, laa syariikalak "
dengan lantang hingga menjelang lontar jumrah aqabah tgl.10 dzulhijjah di Mina
sekitar waktu dhuha tgl.8 dzulhijjah berangkat ke Mina untuk mabit

di mina menginap semalam hingga shubuh 9 dzulhijjah
8 dzulhijjah : shalat dzuhur-ashar-maghrib-isya
9 dzulhijjah : shalat shubuh
عن انس قال : خرجنا مع النبي صلعم من المدينة الى مكة فصلى ركعتين, ركعتين حتى رجعنا الى المدينة , فقلت : أقمتم بها شيئا ؟ قال : اقمنا بها عشرا
Dari Anas bin Malik ra berkata :”Kami keluar bersama Nabi Saw dari Madinah ke Mekah, beliau shalat dua raka’at, dua raka’at, hingga kami kembali ke Madinah”. Aku bertanya : ”Apakah kalian mukim di Mekah?”. Ia menjawab : “Kami mukim di sana sepuluh hari”.
(Muttafaq ‘alayh)

عن ابن عمر قال : غدونا مع رسول الله صلعم من منى الى عرفة فمنا الملبى فمنا المكبر
Dari Ibnu ‘Umar ra berkata : “Kami berangkat pagi-pagi (9Dzulhijjah) bersama Rasulullah Saw dari Mina menuju ‘Arafah, diantara kami ada yang talbiyah dan ada yang bertakbir”.
(HR AnNasa’i)

wuquf  'Arafah berlangsung sejak waktu dzuhur hingga maghrib
mengikuti khutbah 'arafah dan mengerjakan shalat dzuhur-ashar jama' takdim qashar
عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده قال : كن أكثر دعاء النبي صلعم يوم عرفة "لآ اِلَهَ اِلاّاللهُ وَحْدَهُ لآشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ, وَلَهُ الْحَمْدُ, وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.

Dari Amr bin Su’aib dari bapaknya dari kakeknya ra berkata : “Adalah do’a yang paling banyak dibaca Rasulullah Saw ketika wuquf adalah laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu, wahuwa 'alaa qulli syay`in qadiir”.
(HR Ahmad, AtTirmidzi)
terbenam matahari 9 Dzulhijjah, berangkat menuju Muzdalifah.
Maka apabila kamu telah bertolak dari `Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy`arilharam (Muzdalifah). Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.
(QS. 2 : 198)

mabit (bermalam) di Muzdalifah hingga fajar 10 Dzulhijjah
shalat maghrib dan ‘isya jama’ takhir qashar di Muzdalifah


masjid Masy`arilharam-Muzdalifah
shalat subuh 10 Dzulhijjah di Muzdalifah
lalu bertakbir-bertauhid-berdo’a di Masy’aril Haram / Muzdalifah
pungut batu kerikil secukupnya untuk lontar jumrah pada hari-hari nahar dan tasyriq, +/- 70 kerikil
saat fajar 10 dzulhijjah berangkat menuju Mina untuk lontar jamrah aqabah

10 Dzulhijjah di Mina lontar jamrah Aqabah dengan tujuh kerikil
setiap lontaran diikuti takbir-satu lontaran batu sekali takbir Allahu Akbar
tujuh kali melontar-tujuh kali takbir
selesai melontar disambung berdu’a
اَللهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُورًا وَ ذَنْبًا مَغْفُوْ رًا
" Allahummaj'alhu hajjan mabruran wa dzanban maghfuran "
kemudian menyembelih alhadyu

dilanjutkan menuju Mekah untuk thawaf ifadlah di baitullah

thawaf Ifadlah sama dengan thawaf qudum tapi hanya dengan berjalan biasa
tidak melakukan shalat sunat di Maqam Ibrahim dan tidak ada Sa’i Shafa-Marwah
shalat zhuhur di Mekah atau di Mina.
عن جابر قال : لم يطف النبي صلعم واصحابه بين الصفا و المروة الا طوافا واحد
dari Jabir ra berkata bahwa Nabi Saw dan para sahabatnya (pada Thawaf Ifadlah) tidak (melakukan) thawaf (Sa’i) Shafa dan Marwah, kecuali satu kali (pada Thawaf Qudum saja)
(HR Muslim, AnNasa’i, dan Abu Dawud)
selesai thawaf ifadlah kembali ke mina untuk tahallul dan mabit
mabit 10 - 12 dzulhijjah = nafar awal
mabit 10 - 13 dzulhijjah = nafar akhir
عن ابن عباس , قال رسول الله صلعم : ليس على النساء الحلق إنما على النساء التقصير
Dari Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah Saw telah bersabda :”Bagi perempuan tidak ada bercukur (gundul) , bagi perempuan itu hanya menggunting (sedikit rambut)”.
(HR Abu Dawud, AdDaraquthni)

عن أبن عباس أن النبي صلعم قيل فى الذبح والحلق والرمى والتقديم والتاخير, فقال : لاحرج
Dari Ibnu ‘Abbas ra bahwasanya Nabi Saw ditanya tentang penyembelihan, bercukur, melempar (jumrah, dan thawaf ifadlah), mendahulukan dan mengakhirkan (semua pekerjaan tersebut) maka beliau menjawab : ”Tidak apa-apa (boleh)”.
(Muttafaqun ‘alayh)
عن جابر قال : رمى رسول الله صلمعم الجرة يوم النحر ضحى , ورمى بعد يوم النح اذا زالت الشمس
Dari Jabir ra berkata bahwa Rasulullah Saw melontar Jumratul (Aqabah) pada hari Nahar (10 Dzulhijjah) pada waktu dluha, dan melontar sesudah hari Nahar (11, 12, dan 13 Dzulhijjah) setelah tergelincir matahari.
(HR AnNasa’i)
عن ابن عمر انه كن يرمى الجمرة الدنيا بسبع حصيات يكبر ثم يتقدم فيسهل فيقوم مستقبل القبلة ويدعو ويرفع يديه ثم يرمى الوسطى ثم ياخذ ذات الشمال فيسهل فيقوم مستقبل القبلة ثم يدعو يرفع يديه ويقوم قياما طويلا ثم يرمى الجمرة ذات العقبة من بطن الوادي ولايقف عندها ثم ينصرف, وقال : هكذا رأيت رسول الله صلعم يفعل
Dari Ibnu ‘Umar ra bahwasanya beliau melempar Jumrah Ula dengan tujuh batu, setiap lemparan bertakbir, kemudian maju dan bergeser, beliau berdiri menghadap qiblat, berdu’a sambil mengangkat tangan. Kemudian melempar Jumrah Wustha (dengan tujuh batu), kemudian bergeser kesebalah kiri, kemudian berdiri menghadap qiblat, berdu’a sambil mengangkat kedua tangannya. Beliau berdiri lama (ditempat itu), kemudian melempar Jumrah Aqabah di tengah lembah dan beliau tidak berhenti disitu, kemudian pergi. Ibnu ‘Umar ra berkata :”Demikianlah saya melihat Rasulullah Saw melakukannya”.
(HR Ahmad, AlBukhari)
واذ كرواالله فى ايام معدودت فمن تعجل فى يومين فلا اثم عليه ومن تأخر فلا اثم عليه لمن اتفى واتقوالله, واعلموا انكم اليه تخشرون
“Dan berdzikirlah kepada Allah dalam beberapa hari yang terbilang, barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari (12 Dzulhijjah), maka tiada dosa baginya, dan barangsiapa yang ingin menangguhkannya (13 Dzulhijjah), maka tidak ada dosa baginya, bagi orang yang bertaqwa, dan bertaqwalah kepada Allah. Dan ketahuilah bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya”.
(AlBaqarah : 203)
لاينفرا احد حتى يكون اخر عهده بالبيت
Nabi Saw bersabda :”Janganlah salah seorang berangkat pulang (meninggalkan Mekah) sebelum mengakhiri urusan (hajinya) dengan (Thawaf Wada’) di Baitullah”.
(HR Muslim)
Thawaf Wada’ sama dengan Thawaf Ifadlah, yakni hanya berjalan biasa mengelilingi Ka’bah tujuh putaran, tanpa ramal, tanpa shalat sunat di Maqam Ibrahim, tanpa Sa’i, dan tanpa tahallul. Hanya mengelilingi Ka’bah dengan berjalan biasa, dengan tata cara (aturan, takbir, do’a) yang sama seperti thawaf qudum.
(Risalah Haji-A.Hassan)
عن ابن الزبير قال : قال رسول الله صلعم (صلاة فى مسجدي هذاافضل من الف صلاة قيم سواه الا المسجدالحرام, وسلاة فى المسجد الحرام افضل من صلاة فى مسجدي هذا بمائة صلاة)
Dari Ibnu Zubair ra berkata, telah bersabda Rasulullah Saw :”Satu shalat di masjidku ini lebih utama daripada seribu shalat di (masjid) lainnya kecuali (di) AlMasjidil Haram, dan satu shalat di AlMasjidil Haram itu lebih utama daripada shalat di masjidku ini seratus kali”.
(HR Ahmad dan disahkan oleh Ibnu Hibban)

masjid nabawi



kaifiyah ibadah haji tamattu’




HAJI

1. Tanggal 8 Dzulhijjah, di Mekah pagi hari, ihram dan ihlal haji, disambung talbiyah terus menerus hingga lontar jumrah Aqabah 10 Dzulhijjah.


لَبَّيْكَ اَللّهُمَّ حَجًّا

لَبَّيْكَ اَللّهُمَّ لَبَّيْكَ, لَبَّيْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ, اِنَّ الْحَمْدَ وَنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ, لاَشَرِيْكَ لَكَ

2. Berangkat menuju Mina untuk Mabit (bermalam) hingga fajar 9 Dzulhijjah. Di Mina shalat zhuhur, ‘ashar, maghrib, ‘isya (8 Dzhijjah), dan subuh (9 Dzhijjah).

عن انس قال : خرجنا مع النبي صلعم من المدينة الى مكة فصلى ركعتين, ركعتين حتى رجعنا الى المدينة , فقلت : أقمتم بها شيئا ؟ قال : اقمنا بها عشرا

Dari Anas bin Malik ra berkata :”Kami keluar bersama Nabi Saw dari Madinah ke Mekah, beliau shalat dua raka’at, dua raka’at, hingga kami kembali ke Madinah”. Aku bertanya : ”Apakah kalian mukim di Mekah ?”. Ia menjawab : “Kami mukim di sana sepuluh hari”. (Muttafaq ‘alayh)

3. Ba’da shalat subuh 9 Dzulhijjah berangkat menuju Arafah untuk Wuquf.

4. Wuquf Arafah sejak zhuhur hingga maghrib. Shalat zhuhur dan ‘ashar jama’ takdim qashar. Lokasi wuquf di Jabal Rahmah atau kemah.

5. Terbenam matahari 9 Dzulhijjah, berangkat menuju Muzdalifah.

6. Mabit (bermalam) di Muzdalifah hingga fajar 10 Dzulhijjah. Shalat maghrib dan ‘isya jama’ takhir qashar di Muzdalifah.

Maka apabila kamu telah bertolak dari `Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy`arilharam (Muzdalifah). Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.
(QS.2 : 198)

7. Shalat subuh 10 Dzulhijjah (Muzdalifah), lalu bertakbir, bertauhid, berdo’a di Masy’aril Haram. Pungut batu kerikil secukupnya untuk lontar jumrah pada hari-hari nahar dan tasyriq, +/- 70 kerikil. Saat fajar berangkat menuju Mina.

8. 10 Dzulhijjah, di Mina. Lontar jumrah Aqabah dengan tujuh kerikil, setiap lontaran diikuti takbir, selesai lontar disambung do’a.

اَللهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُورًا وَ ذَنْبًا مَغْفُوْ رًا

9. Kemudian sembelih alhadyu, dilanjutkan bercukur dan berdo’a.

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُحَلِّقِيْنَ, وَ لِلْمُقَصَرِيْنَ

10. Berangkat menuju Mekah untuk thawaf ifadlah. Thawaf Ifadlah, sama dengan thawaf qudum, tapi tidak jalan ramal, tidak melakukan shalat sunat di Maqam Ibrahim, dan tidak ada Sa’i Shafa-Marwah. Shalat zhuhur di Mekah atau di Mina.

11. Kembali ke Mina untuk Mabit hari tasyriq.

12. 11 – 12/13 Dzulhijjah, di Mina, mabit dan lontar tiga jumrah setelah tergelincir matahari.

Dari Ibnu ‘Umar ra bahwasanya beliau melempar Jumrah Ula dengan tujuh batu, setiap lemparan bertakbir, kemudian maju dan bergeser, beliau berdiri menghadap qiblat, berdu’a sambil mengangkat tangan. Kemudian melempar Jumrah Wustha (dengan tujuh batu), kemudian bergeser kesebalah kiri, kemudian berdiri menghadap qiblat, berdu’a sambil mengangkat kedua tangannya. Beliau berdiri lama (ditempat itu), kemudian melempar Jumrah Aqabah di tengah lembah dan beliau tidak berhenti disitu, kemudian pergi. Ibnu ‘Umar ra berkata :”Demikianlah saya melihat Rasulullah Saw melakukannya”.
(HR Ahmad, AlBukhari)

13. 12 atau 13 Dzulhijjah, ba’da lontar tiga jumrah, pulang ke maktab di Mekah, maka pekerjaan ibadah haji telah selesai.

“Dan berdzikirlah kepada Allah dalam beberapa hari yang terbilang, barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari (12 Dzulhijjah), maka tiada dosa baginya, dan barangsiapa yang ingin menangguhkannya (13 Dzulhijjah), maka tidak ada dosa baginya, bagi orang yang bertaqwa, dan bertaqwalah kepada Allah. Dan ketahuilah bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya”.
(QS.2 : 203)

14. Sebelum meninggalkan Mekah, baik untuk pergi ke Madinah atau pulang ke tanah air, lakukan Thawaf Wada’, dengan cara yang sama dengan Thawaf Ifadlah.



kaifiyah ibadah umrah




UMRAH

1. Mendatangi Masjidil Haram, dan ketika melihat Baitullah ucapkan do’a :


اَللّهُمَّ زِدْ هَذَا الْبَيْتَ تَشْرِيْفًا وَتَعْظِيْمًا وَ تَكْرِيْمًا وَمَهَابَةً وَزِدْ مَنْ شَرَّ فَهُ وَكَرَّمَهُ ِممَنْ حَجَّهُ أَوِعْتَمَرَهُ تَشْرِيْفًا وَتَعْظِيْمًا وَتَكْرِيْمًا وَبِرَّا

atau

اَللّهُمَّ أَ نْتَ السَّلاَ مُ وَ مِنْكَ السَّلاَ مُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَ مُ

2. Datangi Hajar Aswad, atau masuk area Hajar Aswad, lalu menghadap padanya, lakukan taqbil atau istilam atau isyarat (mengangkat telapak tangan kanan) ke Hajar Aswad, sambil ucapkan :

بِسْمِ اللهِ و اللهُ اَكْبَرُ

3. Lakukan Thawaf. Dengan ramal (berlari kecil) tiga putaran, dan berjalan biasa empat putaran.

4. Setiap tiba di Rukun Yamani hanya lakukan isyarat (telapak tangan kanan diangkat ke arahnya) tanpa membaca apapun.

5. Setiap antara Rukun Yamani dan Rukun Aswadi sambil berjalan biasa, ucapkan do’a :

رَبَّنَا اَتِنَا فِىالدُّنيْاَ حَسَنَةً وَفِى الاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ

6. Setiap tiba di Hajar Aswad lakukan taqbil atau istilam atau isyarat ke Hajar Aswad, sambil ucapkan :

بِسْمِ اللهِ و اللهُ اَكْبَرُ

7. Akhir putaran ke-tujuh, datangi kembali Hajar Aswad atau ke area Hajar Aswad, lakukan taqbil atau istilam atau isyarat ke Hajar Aswad, sambil ucapkan :

بِسْمِ اللهِ و اللهُ اَكْبَرُ

8. Kemudian menuju Maqam Ibrahim, ketika hampir tiba ucapkan :

وَاتَّخِذُوْامِنْ مَقَامِ ِأبْرَهِيمْ َمُصَلّىَ

9. Di Maqam Ibrahim lakukan shalat (sunat) dua raka’at, pada raka’at pertama membaca AlFatihah dan Qul ya ayyuhal Kafirun, dan pada raka’at kedua membaca AlFatihah dan Qul Huwallahu ahad. Posisi Maqam Ibrahim terletak diantara kita dengan Ka’bah Baitullah.

10. Selesai shalat sunnat di Maqam Ibrahim, kembali ke Hajar Aswad dan lakukan taqbil atau istilam atau isyarat ke Hajar Aswad, sambil ucapkan :

بِسْمِ اللهِ و اللهُ اَكْبَرُ

11. Selanjutnya menuju Shafa untuk melakukan Sa’i. Ketika hampir tiba di bukit Shafa ucapkan :

اِنَّالصَّفَا وَالْمَروَةَ مِنْ شَعَائِرالله

12. Setibanya di bukit Shafa ucapkan takbir, tauhid, sambil mengangkat kedua tangan :

اللهُ اَكْبَرُ , اللهُ اَكْبَرُ , اللهُ اَكْبَرُ

لآ اِلَهَ اِلاّاللهُ وَحْدَهُ لآشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ, وَلَهُ الْحَمْدُ, وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ, لآ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ, اَنْجَزَ وَعْدَهُ , وَنَصَرَ عَبْدَهُ , وَهَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ

Kemudian disambung berdo’a sesuka hati (sesuai keperluan). Lakukan berbuat demikian (takbir-tauhid-do’a) sebanyak tiga kali (ulangan).

13. Selanjutnya menuju Marwah, ketika tiba di bathnul wadi, yang ditandai dengan cahaya lampu neon hijau, berlari kecil (ramal) hingga melewati batas tanda lampu hijau tersebut kemudian berjalan biasa kembali hingga sampai di Marwah.

14. Ketika hampir tiba di bukit Marwah ucapkan :

اِنَّالصَّفَا وَالْمَروَةَ مِنْ شَعَائِرالله

15. Setibanya di bukit Marwah ucapkan takbir, tauhid, sambil mengangkat kedua tangan :

اللهُ اَكْبَرُ , اللهُ اَكْبَرُ , اللهُ اَكْبَرُ

لآ اِلَهَ اِلاّاللهُ وَحْدَهُ لآشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ, وَلَهُ الْحَمْدُ, وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ, لآ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ, اَنْجَزَ وَعْدَهُ , وَنَصَرَ عَبْدَهُ , وَهَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ

Kemudian disambung berdo’a sesuka hati (sesuai keperluan). Lakukan berbuat demikian sebanyak tiga kali (ulangan).

16. Perjalanan Sa’i sebanyak tujuh kali perjalanan. Setiap dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali perjalanan. Demikian pula setiap dari Marwah ke Shafa dihitung satu kali perjalanan. Dengan cara-cara yang sama, seperti tersebut tadi, yakni setiap hampir tiba di Shafa atau di Marwah, ucapkan :

اِنَّالصَّفَا وَالْمَروَةَ مِنْ شَعَائِرالله

Setiap tiba di bukit Shafa/Marwah ucapkan takbir, tauhid, sambil mengangkat kedua tangan :

اللهُ اَكْبَرُ , اللهُ اَكْبَرُ , اللهُ اَكْبَرُ

لآ اِلَهَ اِلاّاللهُ وَحْدَهُ لآشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ, وَلَهُ الْحَمْدُ, وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ, لآ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ, اَنْجَزَ وَعْدَهُ , وَنَصَرَ عَبْدَهُ , وَهَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ

Kemudian disambung berdo’a sesuka hati (sesuai keperluan). Lakukan berbuat demikian sebanyak tiga kali (ulangan).

17. Perjalanan Sa’i berakhir di Marwah. Selesai bertakbir, bertauhid, dan berdo’a di bukit Marwah, selanjutnya keluar dan lakukan tahallul dengan menggunting sebahagian kecil rambut. Maka ibadah Umrah telah selesai, seluruh larangan Umrah kembali halal.

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُحَلِّقِيْنَ, وَ لِلْمُقَصِرِيْنَ



خذوا عنى منسككم

Sabda Rasulullah Saw :“Ambillah dari-ku manasik kamu”.
(Muttafaq‘alayh)

من يطع الرّسول فقد أطاع الله ومن تولّى فما أرسلنك عليهم حفيطا

Barangsiapa yang menta`ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta`ati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari keta`atan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.
(QS.4 : 80)

ومن يعص الله ورسوله ويتعدّ حده يدخله نارا خلدا فيه وله عذاب مهين

Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.
(QS.4 : 14)

صدق الله العظيم





Jumat, 11 Desember 2009

dalil haji tamattu`



Landasan Hukum

والله على الناس حج البيت من استطا ع اليه سبيلا ومن كفر فأن الله غني عن العالمين
“Dan karena Allah wajib atas manusia haji ke baitullah, yaitu orang yang mampu pergi kesana, barangsiapa yang mengingkari (kewajiban haji)
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam”.
(QS.3-Ali Imran : 97)

يأ يها الناس قدفرض الله عليكم الحج فحجوا
“Hai manusia sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas kamu haji,
maka pergi haji lah kamu”.
(HR Muslim dan AnNasa`i)

عن ابن عباس عن النبي صلعم قال : تعجلوا ألى الحج يعني الفر يضة فأن أحد كم لايدري مايعرضله
Dari Ibnu ‘Abbas ra dari Nabi Saw bersabda :”Segeralah kamu melaksanakan haji, yaitu haji yang wajib, sungguh seorang dari kamu tidak tahu apa yang akan (terjadi) menimpa dirinya”.
(HR Ahmad)

عن عاأشة انها قالت : يارسولالله نرى الجهاد افضل الاعمال افلا نجاهد ؟ قال : لالكن أفضل الجهاد حج مبرور
“Dari Siti A`isyah ra, Ia berkata : Wahai Rasulullah, kami menilai jihad itu amal yang paling utama, mengapa kami tidak diidzinkan jihad ? Beliau menjawab : Bagi kamu sekalian jihad yang utama yaitu haji mabrur”.
(Muttafaq ‘alayh)

الحجّ أشهر مّعلو مت فمن فر ض فيهنّ الحجّ فلا رفث ولا فسوق ولا جدال فى الحجّ
وما تفعلوا من خير يعلمه الله وتز وّدوا فأنّ خير الزّادالتّقوى واتّقون يأولى الألبب
Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.
(QS.2-AlBaqarah : 197)

فمن تمتع با لعمرة الى الحج فما استيسر من الهدى فمن لم يجد فصيام ثلاثة ايام فى الحج وسبعة أذا رجعتم تلك عشرة كملة ذالك لمن لميكن أهله حاضري المسجد الحرام
maka barangsiapa yang akan mengerjakan umrah sebelum haji (tamattu’, di bulan-bulan haji) wajiblah ia menyembelih kurban (alhadyu) yang mudah didapat, Jika tidak mendapatkannya (alhadyu) atau tidak mampu, maka wajib puasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari apabila sudah pulang kembali (di kampung halaman). Itulah sepuluh hari yang sempurna. Demikian itu bagi orang yang keluarganya tidak berada di sekitar AlMasjidil Haram”.
(QS AlBaqarah : 196)

عن عمران بن حصين قال : نزلت اية المتعة فى كتاب الله تعال فغعلناها مع رسول الله صلعم فلم ينز القرأن يحرّمها ولم ينهه حتّى مات .....متّفق عليه
Dari Imran bin Hushain ra berkata : Äyat tamattu’ turun pada Kitabullah Ta’ala, kemudian kami mengerjakan bersama Rasulullah Saw. Kemudian tidak turun lagi alQuràn yang mengharamkan dan melarangnya sampai beliau wafat”.
(Muttafaq ‘alayh)

التمتع : هو الأعتمار في أشهر الحج ثم التحمم من تلك العمرة والأ هلال بالحج في تلك السنة, ويطلق في عرف السلف على القران. نيل ألأوطر
Tamattu ialah umrah pada bulan-bulan haji kemudian tahallul dari umrah dan ihram haji pada tahun itu juga. Menurut kebiasaan para sahabat secara mutlaq tamattu’ mencakup Qiran. (Nailul authar)

ألافراد : هو الأهلا ل با لحج وحده
Ifrad ialah ihram haji saja (tanpa umrah).
(Nailul authar)

القر ان : هو الأهلا ل با لحج والعمرة معا
Qiran ialah ihram umrah dan haji sekaligus (tidak terpotong tahallul).
(Nailul authar)

خذوا عنى منسككم

Sabda Rasulullah Saw :“Ambillah dari-ku manasik kamu”.
(Muttafaq‘alayh)

عن ابن عباس قل : وقت رسول الله صلعم لأهل المدينه ذاالحليفة ولأهل الشأم الجحفه ولأهل نجد قرنالمىازل ولأهل اليمن يلملم. قل : هن لهن ولمن أتى عليهن من غير أهلهن, لمن كان يريد الحج أوالعمرة, فمن كان دونهن فمهلهن من أهله وكذالك حتى اهل مكة يهلون منها
Dari Ibnu ‘Abbas ra berkata :”Rasulullah Saw menetapkan Miqat Makani, Dzulhulaifah bagi penduduk Madinah, Juhfah bagi penduduk Syam, Qarnal Manazil bagi penduduk Najed, dan Yalamlam bagi penduduk Yaman”. Beliau bersabda :”Tempat-tempat itu bagi mereka dan yang melewatinya dari negeri lain yang bermaksud melaksanakan (ibadah) Haji dan Umrah, barangsiapa yang berada di dalam batas-batas tersebut maka mereka berihram dari rumahnya. Demikian juga bagi penduduk Mekah, mereka berihram dari Mekah”.
(Muttafaq ‘alayh)

عن ابن عباس عن النبي صلعم قال : لا تجاوز الموقت الا باحرام
Dari Ibnu ‘Abbas ra bahwa Nabi Saw bersabda :
Janganlah kamu melewati Miqat kecuali berihram”.
(HR Ath-Thabrani)

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِاللهِ , اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلعم حَجَّ فَخَرَ جْنَامَعَهُ, حَتَّى اِذَا اَتَيْنَا ذَاالْحُلَيْفَةِ , فَوَلَدَتْ اَسْمَاءُ بِنْتُ ‘ عُمَيْسٍ , فَقَالَ (اَغْتَسِلِيْ وَاسْتَثْفِرِيْ بِثَوْبٍ , وَاَحْرِمِيْ). وَصَلَّى رَسُوْلُ اللهِ صلعم فِىالمَسْجِدِ , ثُمَّ رَكِبَ الْقَصْوَاءَ حَتَّى اِذَااسْتَوَتْ بِهِ عَلَى الْبَيْدَاءِ اَهَلَّ بِالتَّوْحِيْدِ( لَبَّيْكَ اَللّهُمَّ لَبَّيْكَ, لَبَّيْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ, اِنَّ الْحَمْدَ وَنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ, لاَشَرِيْكَ لَكَ), حَتَّى اِذَا اَتَيْنَا الْبَيْتَ اَسْتَلَمَ الرُّ كْنَ , فَرَمَلَ ثَلاَ ثَا وَمَشَى اَرْبَعًا , ثُمَّ اَتَى مَقَامَ اِبْرَاهِيْمَ فَصَلَّى , ثُمَّ رَجَعَ اِلَى الرّكْنِ فَاسْتَلَمَهُ , ثُمَّ خَرَجَ مِنَ البَابِ اِلَىالصَّفَا , فَلَمَّا دَنَا مِنَ الصَّفَا قَرَأَ (اِنَّالصَّفَا وَالْمَروَةَ مِنْ شَعَائِرالله)(اَبْدَ أُ بِمَابَدَأَ اللهُ بِهِ) فَرَ قَىالصَّفَا, حَتَّى رَاَى الْبَيْتَ, فَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ ,فَوَحَّدَاللهَ وَكَبَّرَهُ وَقَالَ (لآ اِلَهَ اِلاّاللهُ وَحْدَهُ لآشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ, وَلَهُ الْحَمْدُ, وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ, لآ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ, اَنْجَزَ وَعْدَهُ , وَنَصَرَ عَبْدَهُ , وَهَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ) ثُمَّ دَعَا بَيْنَ ذَلِكَ قَلَ مِثْلَ هَذَا ثَلاَثَ مَرَّاتٍ, ثُمَّ نَزَلَ اِلَى الْمَرْوَةِ ,حَتَّى اِذَا انْصَبَّتْ قَدَ مَاهُ فِى بَطْنِ الْوَادِيْ سَعَى, حَتَّى اِذَا صَعِدْنَا مَشَى حَتَّى اَتَى الْمَرْوَةَ, فَفَعَلَ عَلَىالْمَرْوَةِ كَمَا فَعَلَ عَلَىالصَّفَا ـ وَذَكَرَ الْحَدِيْثَ ـ وَفِيْهِ : فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ التَّرْوِيَةِ تَوَجَّهُوااِلَى مِنًى, وَرَكِبَ النَّبِيَّ صلعم , فَصَلَّى بِهَا الطُّهْرِ , وَالْعَصْرَ, وَالْمَغْرِبَ, وَالْعِشَاءَ, وَالْفَجْرَ, ثُمَّ مَكَثَ قَلِيْلً حَتَّى طَلَعَتَ الشَّمْسُ, فَاَجَازَحَتَّى اَتَى عَرَفَةَ, فَوَجَدَالْقُبَّةَ قَدْ ضُرِبَتْ لَهُ بِنَمِرَةَ فَنَزَبِهَا, حَتَّى اِذَازَاغَتِ الشَّمسُ اَمَرَ بِالْقَصْوَاءِ, فَرُحِلَتْ لَهُ, فَاَتَى بَطْنَالوَادِيْ, فَخَطَبَ النَّاسَ, ثُمَّ اَذَنَ ثُمَّ اَقَامَ, فَصَلَّى الظُّهْرَ, ثُمَّ اَقَامَ فَصَلَّى الْعَصْرَ , وَلَمْ يُصَلِّ بَيْنَهُمَا شَيْئًا, ثُمَّ رَكِبَ حَتَّىاَتَى الْمَوْقِفَ, فَجَعَلَ بَطْنَ نَاقَتِهِ الْقَصْوَاءِ اِلَى الصَّخَرَاتِ , وَجَعَلَ حَبْلَ الْمُشَاةِ بَيْنَ يَدَيْهِ وَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ , فَلَمْ يَزَلْ وَاقِفًا حَتَّى غَرَبَتِ الشَّمْسُ, وَذَهَبَتِ الصُّفْرَةُ قَلِيْلاً, حَتَّى غَابَ الْقَرْصُ, وَدَفَعَ, وَقَدْ شَنَقَ لِلْقَصْوَاءِ الزِّمَامَ حَتَّى أَنَّ رَأْ سَهَالَيُصِيْبُ مَوْرِكَ رَحْلِهِ, وَيَقُوْلُ بِيَدِهِ الْيُمْنَى (يَااَيُّهَاالنَّاسُ, اَلسَّكِيْنَةَ, اَلسَّكِيْنَةَ, وَكُلَّمَا اَتَىحَيْلاً مِنَ الْحِبَلِ اَرْخَى لَهَا قَلِيلاً حَتَّى تَصْعَدَ . حَتَّى اَتَى الْمُزْدَلِفَةَ, فَصَلَّىبِهِا الْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ, بِاَذَانٍ وَاحِدٍ وَاِقَامَتَيْنِ, وَلَمْ يُسَبِّحِ بَيْنَهُمَا شَيْئًا, ثُمَّ اضْطَجَعَ حَتَّى طَلَعَ الْفَجْرِ, وَصَلَّى الْفَجْرَحِيْنَ تَبَيَّنَ لَهُ الصُّبْحُ بِاَذَانٍ وَ اِقَامَةٍ, ثُمَّ رَكِبَ حَتَّى اَتَى الْمَشْعَرَ الْحَرَامَ, فَاسْتَقْبَلَ الْقِبلَةَ, فَدَ عَاُهُ وَكَبَّرَهُ وَهَلَّلَهُ, فَلَمْ يَزَلْ وَاقِفًا حَتَّى اَسْفَرَجِدًّا, فَدَ فَعَ قَبْلَ اَنْ تَطْلُعَ الشَّمسُ, حَتَّى اَتَى بَطْنَ مُحَسَّرٍ فَحَرَّكَ قَلِيْلاً, ثُمَّ سَلَكَ الطَّرِيْقَ الْوُسطَى الَّتِى تَخْرُجُ عَلَى الْجُمْرَةِ الْكُبْرَى, حَتِّى اَتَى الْجُمْرَةَ الَّتِى عِنْدَالشَّجَرَةِ, فَرَمَاهَابِسَبْعِ حَصَيَاتٍ, يُكَبِّرُ مَعَ كُلِّ حَصَاةٍ مِنْهَا, كُلُّ حَصَاةٍ مِثْلُ حَصَى الْخَذْفِ, رَمَى مِنْ بَطْنِ الْوَادِيْ, ثُمَّ انْصَرَفَ اِلَى الْمَنْحَرِ فَنَحَرَ, ثُمَّ رَكِبَ رَسُولُ اللهِ صلعم, فَاَفَاضَ اِلَى الْبَيْتَ, فَصَلَّى بِمَكَّةَ الظُّهْرَ.
(رَوَاهُ مُسلِمٌ مُطَوَّلاً)

Dari Jabir bin Abdullah ra bahwasanya Rasulullah Saw (menunaikan ibadah) haji, maka kami keluar (dari Madinah) bersamanya, hingga apabila kami sampai di Dzil-Hulaifah, Asma (puteri Abubakar Shiddiq ra) binti ‘Umais (isteri Abubakar Shiddiq ra) berganti pakaian. Maka sabdanya (Rasulullah Saw) : ”Mandilah dan bercawatlah dengan kain dan berihramlah”; dan Rasulullah Saw shalat di masjid, kemudian mengendarai Qashwa (nama unta tunggangan Rasulullah Saw) hingga apabila sampai di Baida (nama suatu tempat di Dzil-Hulaifah) beliau bertalbiyah dengan tauhid (kalimah-kalimah menafikan kemusyrikan) “Labbayka Allahumma labbayk,……dstnya” (Aku sambut panggilan-Mu, hai Tuhan aku sambut panggilan-Mu; aku sambut panggilan-Mu tidak ada sekutu bagi-Mu, aku sambut panggilan-Mu; sesungguhnya sekalian pujian dan ni’mat dan kerajaan kepunyaan-Mu; tidak ada sekutu bagi-Mu). (Talbiyah itu dilakukan) hingga tatkala kami sampai di Baitullah (kemudian membaca du’a melihat Ka’bah), beliau jamah Hajar Aswad, lalu beliau (thawaf qudum dengan) ramal (lari-lari kecil) tiga kali (putaran), dan berjalan biasa empat kali (putaran), lalu beliau mendatangi Maqam Ibrahim, beliau shalat (sunnat dua rakaat), kemudian kembali kepada Hajar Aswad dan menjamahnya, selanjutnya keluar dari Bab (pintu Shafa) menuju ke (bukit) Shafa. Ketika hampir tiba di (bukit) Shafa belia membaca “Innashshafa wal marwata min sya’a`irillah” (Sesungguhnya Shafa dan Marwah itu sebagian daripada syi’ar-syi’ar agama Allah). (Beliau bersabda) “Aku memulai dengan apa yang dimulai oleh Allah”. Kemudian naik ke (bukit) Shafa hingga melihat Baitullah, menghadap kiblat, (dengan nyaring) beliau bertauhid dan bertakbir, dan berkata “Laa ilaaha illallah…….dtsnya (Tidak ada Tuhan, melainkan Allah sendiri, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya lah kerajaan, dan bagi-Nya lah sekalian pujian, dan Ia berkuasa atas tia-tiap sesuatu, tidak ada Tuhan, melainkan Allah sendiri-Nya, Ia telah sempurnakan janji-Nya, dan Ia telah tolong hamba-Nya, dan Ia telah hancurkan golongan-golongan musuh dengan sendiri-Nya) kemudian (disambung) berdo’a (sesuka hatinya) diantara itu. Beliau berbuat demikian (sebanyak) tiga kali (ulangan). Selanjutnya beliau turun (dari Shafa menuju) Marwah, hingga apabila dua kaki beliau (tiba) menginjak di tengah-tengah lembah (bathnul wadi) itu beliau berjalan (dengan ramal), hingga kami mencapai jalan yang mendaki (menanjak) beliau berjalan (biasa) sampai di Marwah. Di Marwah beliau berbuat sebagaimana diperbuat di Shafa (bertakbir, bertauhid, dan berdo’a sebanyak tiga kali ulangan) --- dan ia (rawi) sebut hadits itu --- dan di dalamnya (ada tersebut) : Maka ketika telah sampai di Mina, dan Rasulullah Saw naik kendaraannya (unta, bernama Qashwa), lalu shalat padanya (di Mina) Zhuhur, ‘Ashar, Maghrib, ‘Isya (8 Dzulhijjah), dan Fajar (9 Dzulhijjah). Selanjutnya beliau menanti hingga terbit matahari, kemudian beliau berangkat (melanjutkan perjalanan) hingga datang di ‘Arafah, dan beliau mendapati kemahnya telah dibangun di Namirah, beliau turun (dari kendaraannya dan singgah) padanya (kemah, untuk istirahat sejenak) hingga ketika tergelincir matahari (saat Zhuhur) beliau minta disediakan Qashwa, dan (unta Qashwa pun) disiapkan untuk beliau. (Dengan menaiki Qashwa) beliau menuju tengah-tengah lembah (‘Arafah), kemudian berkhutbah dihadapan manusia (yang ikut beliau menunaikan ibadah haji), selanjutnya beliau (menyuruh) adzan dan iqamah, lalu shalat Zhuhur, kemudian iqamah (lagi) dan shalat ‘Ashar (jama’ takdim qashar), dan diantara dua (shalat) itu beliau tidak (ada) shalat apa-apa (lagi). Kemudian menaiki (kendaraannya) hingga datang di tempat wuquf. Beliau jadikan perut untanya Qashwa rapat ke batu gunung (Jabal Rahmah), dan beliau jadikan jalan yang dijalani oleh orang-orang berjalan kaki (berada) di hadapannya, beliau menghadap qiblat. Beliau tetap tinggal (di tempat wuquf itu) hingga terbenam matahari (9 Dzulhijjah) dan hilang (warna) kuning (dilangit) sedikit, yaitu hingga matahari benar-benar hilang (dari pandangan), beliau berangkat (menuju Muzdalifah) dengan mempercepat jalan (unta) Qashwa hingga kepala beliau menyentuh (sandaran) tempat duduk kendaraannya. Selanjutnya (setelah beberapa lama) beliau memberi isyarat (kepada orang banyak) dengan tangan kanannya (diangkat) sambil berkata : ”Hai manusia ! Perlahan-lahan ! Perlahan-perlahan !”. Setiap sampai di tanah pasir yang luas, beliau melonggarkan kendali(unta)nya hingga (mencapai jalan) mendaki, hingga datang di Muzdalifah. (Di Muzdalifah) beliau shalat Maghrib dan ‘Isya dengan satu (kali) adzan dan dua (kali) iqamat, dan beliau tidak shalat apapun diantara keduanya (kecuali shalat Maghrib dan ‘Isya di jama’ takhir dan qahar ‘Isya). Selanjutnya beliau berbaring (istirahat di Muzdalifah) hingga terbit fajar (10 Dzulhijjah), kemudian beliau shalat Shubuh ketika terlihat jelas oleh beliau waktu Shubuh (sudah masuk) dengan satu (kali) adzan dan satu (kali) iqamah. Selanjutnya beliau menaiki (unta kendaraannya), hingga sampai di Masy’aril Haram (beliau berhenti) lalu menghadap qiblat dan berdo’a kepada-Nya, mentakbirkan Dia, mentahlilkan Dia, dan beliau tetap (ditempat itu) hingga sangat terang (cahaya matahrai), sebelum matahari benar-benar terbit beliau berangkat (menuju Jamarat Mina), hingga tiba di tengah (lembah) Muhassir (tempat tentara pasukan gajah dihancurkan Allah Ta’ala), beliau sedikit mempercepat (jalan kendaraannya). Beliau mengambil jalan tengah yang keluar menuju Jamrah, sehingga beliau datang di Jamrah yang dekat pohon (Jumrah Aqabah), selanjutnya beliau lontar dia (Jumrah Aqabah) dengan tujuh batu kecil beserta dengannya takbir pada setiap kali melontar. Tiap-tiap batu adalah sebesar jari kelingking (kerikil); dan beliau melontar itu dari tengah-tengah lembah; (setelah melontar Jumrah Aqabah) selanjutnya beliau pergi ke tempat sembelihan (hewan alhadyu), lalu beliau menyembelih (hewan alhadyu dengan tangan beliau sendiri), kemudian Rasulullah Saw mengendarai (Qashwa) turun ke Baitullah (untuk Thawaf Ifadlah), beliau shalat Zhuhur di Mekah.
(Diriwayatkan dia oleh Muslim dengan panjang)

 عن جابر قال : قدمنا مع النبي صلعم فأحللنا حتى يوم التروية وجعلنا مكة بظهر لبينا بالحج Dari Jabir ra berkata :”Kami datang (di Mekah) bersama Rasulullah Saw kemudian kami tahallul sampai hari tarwiyyah dan kami tinggalkan Mekah sambil talbiyyah (ihram) haji”. (HR AlBukhari.)

Takrir (niyat) Umrah

 لَبَّيْكَ اَللّهُمَّ عُمْرَةً

Takrir (niyat) Haji

 لَبَّيْكَ اَللّهُمَّ حَجًّا

Talbiyyah

 لَبَّيْكَ اَللّهُمَّ لَبَّيْكَ, لَبَّيْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ, اِنَّ الْحَمْدَ وَنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ, لاَشَرِيْكَ لَكَ

عن
سائب بن خلاد, قال رسول الله صلمع : أتاني جبريل فأمرني أن امر أصحابي أن ير فعوا أصوا تهم بالأهلا ل و التلبية ...الخمسة
Dari Saib bin Khalad ra, Rasulullah Saw bersabda :”Jibril (telah) datang kepadaku dan (menyampaikan) perintah (Allah) kepadaku agar aku memerintah shahabat-shahabatku menyaringkan suara ketika ihlal (niyat Umrah dan niyat Haji) dan talbiyyah”.
 (Imam Lima)

Do’a melihat Ka’bah

 اَللّهُمَّ زِدْ هَذَا الْبَيْتَ تَشْرِيْفًا وَتَعْظِيْمًا وَ تَكْرِيْمًا وَمَهَابَةً وَزِدْ مَنْ شَرَّ فَهُ وَكَرَّمَهُ ِممَنْ حَجَّهُ أَوِعْتَمَرَهُ تَشْرِيْفًا وَتَعْظِيْمًا وَتَكْرِيْمًا وَبِرَّا
“Ya Allah, tambahlah Baitullah ini kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan kehebatan, dan tambahlah orang yang memuliakannya, dan menghormatinya diantara orang-orang yang haji dan umrah padanya dengan kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan kebaikan”.
(Al-Um 2 :114; Nailul Authar 5:108)

atau

 اَللّهُمَّ أَ نْتَ السَّلاَ مُ وَ مِنْكَ السَّلاَ مُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَ مُ
“Ya Allah, Engkau yang sejahtera, dari Engkau-lah (datang) kesejahteraan, maka hidupkanlah kami wahai Tuhan kami dengan keselamatan”.
(HR AlBaihaqi 5:73)

Taqbil (mencium) atau Istilam (menjamah dengan telapak tangan kanan, kemudian tangan dicium) atau Isyarat (mengangkat telapak tangan kanan) ke Hajar Aswad sambil ucapkan :

 بِسْمِ اللهِ و اللهُ اَكْبَرُ
“Dengan nama Allah, dan Allah Maha Agung”.
(HR Ahmad)

 عن يعلى بن أمية أن النبي صلعم طاف مضطبعا و عليه برد
Dari Ya’la bin Umayyah ra bahwasanya Nabi Saw Thawaf dengan Idlthiba, dan beliau memakai selendang.
(HR Ibnu Majah, AtTirmidzi, dalam Nailul Authar)

Idlthiba : ialah memasukkan kain ihram di bawah ketiak kanan dan meletakkan ujung kainnya pada pundak kiri. Pundak kanan terbuka, pundak kiri tertutup kain ihram.

 أن رسول الله صلعم لما قدم مكة اتى الحجر فاستلمه ثم مشى على يمينه ترمل ثلاثا ومشى اربعا
Ketika Rasulullah Saw tiba di Mekah beliau mendatangi Hajar Aswad, kemudian berjalan di sebelah kanannya, berlari-lari kecil (ramal) tiga putaran dan berjalan biasa empat putaran.
(HR Muslim dan AnNasa’I)

 عن ابن عباس وابن عمر قال : كان رسول الله صلعم لايستلم إلا هذين الركنين اليماني و الأسود
Dari Ibnu ‘Abbas ra dan Ibnu ‘Umar ra mereka berkata :”Keadaan Rasulullah Saw tidak pernah meraba kecuali dua rukun, yakni rukun Yamani dan rukun (Hajar) Aswad”.
(Fathul Rabbani)

Antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, sambil berjalan biasa, membaca do’a :
 رَبَّنَا اَتِنَا فى الدُّنيْاَ حَسَنَةً وَفِى الاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ
“Ya Tuhan kami, berilah kami di dunia kebaikan dan berilah kami di akhirat kebaikan, dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka”.
(HR Ahmad dan Abu Dawud)

 ان رسول الله صلعم لما انتهى الى مقام ابرهيم قراء : "وَاتَّخِذُوْامِنْ مَقَامِ ِأبْرَهِيمْ َمُصَلّىَ" , فصلى ركعتين فقرأ فتحة الكتب وقل ياأيها الكافرون وقل هو الله احد
Bahwasanya Rasulullah Saw ketika sampai di Maqam Ibrahim membaca :“Wattakhidzu mimmaqaami ibrahiima mushalla”, lalu beliau shalat (sunnat) dua raka’at membaca AlFatihah dan Qul ya ayyuhal Kafirun (pada raka’at pertama) serta (AlFatihah dan) Qul Huwallahu ahad (pada raka’at kedua).
(HR Ahmad, Muslim, dan AnNasa’I)

Setiap hampir tiba di bukit Shafa atau Marwah ucapkan :

 اِنَّالصَّفَا وَالْمَروَةَ مِنْ شَعَائِرالله

Setiap tiba di bukit Shafa atau Marwah, sambil mengangkat kedua tangan ucapkan :

 اللهُ اَكْبَرُ , اللهُ اَكْبَرُ , اللهُ اَكْبَرُ لآ اِلَهَ اِلاّاللهُ وَحْدَهُ لآشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ, وَلَهُ الْحَمْدُ, وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ, لآ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ, اَنْجَزَ وَعْدَهُ , وَنَصَرَ عَبْدَهُ , وَهَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ
Kemudian disambung berdo’a sesuka hati (sesuai keperluan). Lakukan berbuat demikian (takbir-tauhid-do’a) sebanyak tiga kali (ulangan).
...............
Perjalanan Umrah (Haji Tamattu’) diakhiri dengan Tahallul

 قصرت من رأس النبي صلعم عند المروة بمشقص
Muawiyah ra menjelaskan (tahallul Umrah) :
”Saya menggunting sebahagian (kecil) rambut Nabi Saw di Marwah dengan gunting”.
(HR AlBukhari)

Do’a sehabis tahallul bercukur

 اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُحَلِّقِيْنَ, وَ لِلْمُقَصَرِيْنَ
“Ya Allah ampunilah orang-orang yang bercukur (gundul), dan yang menggunting (sedikit rambut)”.
(Muttafaq ‘alayh)

 عن انس قال : خرجنا مع النبي صلعم من المدينة الى مكة فصلى ركعتين, ركعتين حتى رجعنا الى المدينة , فقلت : أقمتم بها شيئا ؟ قال : اقمنا بها عشرا
Dari Anas bin Malik ra berkata :”Kami keluar bersama Nabi Saw dari Madinah ke Mekah, beliau shalat dua raka’at, dua raka’at, hingga kami kembali ke Madinah”. Aku bertanya : ”Apakah kalian mukim di Mekah?”. Ia menjawab : “Kami mukim di sana sepuluh hari”.
(Muttafaq ‘alayh)

 عن ابن عمر قال : غدونا مع رسول الله صلعم من منى الى عرفة فمنا الملبى فمنا المكبر
Dari Ibnu ‘Umar ra berkata : “Kami berangkat pagi-pagi (9Dzulhijjah) bersama Rasulullah Saw dari Mina menuju ‘Arafah, diantara kami ada yang talbiyah dan ada yang bertakbir”.
(HR AnNasa’i)

 عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده قال : كن أكثر دعاء النبي صلعم يوم عرفة "لآ اِلَهَ اِلاّاللهُ وَحْدَهُ لآشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ, وَلَهُ الْحَمْدُ, وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
Dari Amr bin Su’aib dari bapaknya dari kakeknya ra berkata : “Adalah do’a yang paling banyak dibaca Rasulullah Saw ketika wuquf adalah Tidak ada Tuhan, melainkan Allah sendiri, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya lah kerajaan, dan bagi-Nya lah sekalian pujian, dan Ia berkuasa atas tia-tiap sesuatu”.
 (HR Ahmad, AtTirmidzi)

 انتهى ابن مسعود الى الجمر ة الكبرى , فجعل البيت عن يساره ومنى عن يمينه , ورمى بسبع وقال : هكذا رمى النبي
Ibnu Mas’ud sampai di Jumratul Aqabah , lalu ia jadikan Baitullah di sebelah kirinya dan Mina di sebelah kanannya, dan ia melontar dengan tujuh (batu kerikil), ia berkata : “Beginilah Nabi Saw melontar”.
(Muttafaq ‘alayh)

Selesai melontar dilanjutkan membaca do’a.

 اَللهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُورًا وَ ذَنْبًا مَغْفُوْ رًا
“Ya Allah, jadikanlah (ibadah haji ini ibadah) haji yang mabrur dan dosa yang diampuni”.
(HR Ahmad)

 عن جابر قال : لم يطف النبي صلعم واصحابه بين الصفا و المروة الا طوافا واحد
Dari Jabir ra berkata bahwa Nabi Saw dan para sahabatnya (pada Thawaf Ifadlah) tidak (melakukan) thawaf (Sa’i) Shafa dan Marwah, kecuali satu kali (pada Thawaf Qudum saja)”.
(HR Muslim, AnNasa’i, dan Abu Dawud)

Do’a sehabis bercukur

 اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُحَلِّقِيْنَ, وَ لِلْمُقَصَرِيْنَ
“Ya Allah ampunilah orang-orang yang bercukur (gundul), dan yang menggunting (sedikit rambut)”.
(Muttafaqun ‘alayh)

 عن ابن عباس , قال رسول الله صلعم : ليس على النساء الحلق إنما على النساء التقصير
Dari Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah Saw telah bersabda :”Bagi perempuan tidak ada bercukur (gundul) , bagi perempuan itu hanya menggunting (sedikit rambut)”.
(HR Abu Dawud, AdDaraquthni)

 عن أبن عباس أن النبي صلعم قيل فى الذبح والحلق والرمى والتقديم والتاخير, فقال : لاحرج
Dari Ibnu ‘Abbas ra bahwasanya Nabi Saw ditanya tentang penyembelihan, bercukur, melempar (jumrah, dan thawaf ifadlah), mendahulukan dan mengakhirkan (semua pekerjaan tersebut) maka beliau menjawab : ”Tidak apa-apa (boleh)”.
(Muttafaqun ‘alayh)

 عن جابر قال : رمى رسول الله صلمعم الجرة يوم النحر ضحى , ورمى بعد يوم النح اذا زالت الشمس
Dari Jabir ra berkata bahwa Rasulullah Saw melontar Jumratul (Aqabah) pada hari Nahar (10 Dzulhijjah) pada waktu dluha, dan melontar sesudah hari Nahar (11, 12, dan 13 Dzulhijjah) setelah tergelincir matahari.
(HR AnNasa’i)

 عن ابن عمر انه كن يرمى الجمرة الدنيا بسبع حصيات يكبر ثم يتقدم فيسهل فيقوم مستقبل القبلة ويدعو ويرفع يديه ثم يرمى الوسطى ثم ياخذ ذات الشمال فيسهل فيقوم مستقبل القبلة ثم يدعو يرفع يديه ويقوم قياما طويلا ثم يرمى الجمرة ذات العقبة من بطن الوادي ولايقف عندها ثم ينصرف, وقال : هكذا رأيت رسول الله صلعم يفعل
Dari Ibnu ‘Umar ra bahwasanya beliau melempar Jumrah Ula dengan tujuh batu, setiap lemparan bertakbir, kemudian maju dan bergeser, beliau berdiri menghadap qiblat, berdu’a sambil mengangkat tangan. Kemudian melempar Jumrah Wustha (dengan tujuh batu), kemudian bergeser kesebalah kiri, kemudian berdiri menghadap qiblat, berdu’a sambil mengangkat kedua tangannya. Beliau berdiri lama (ditempat itu), kemudian melempar Jumrah Aqabah di tengah lembah dan beliau tidak berhenti disitu, kemudian pergi. Ibnu ‘Umar ra berkata :”Demikianlah saya melihat Rasulullah Saw melakukannya”.
(HR Ahmad, AlBukhari)

 واذ كرواالله فى ايام معدودت فمن تعجل فى يومين فلا اثم عليه ومن تأخر فلا اثم عليه لمن اتفى واتقوالله, واعلموا انكم اليه تخشرون “Dan berdzikirlah kepada Allah dalam beberapa hari yang terbilang, barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari (12 Dzulhijjah), maka tiada dosa baginya, dan barangsiapa yang ingin menangguhkannya (13 Dzulhijjah), maka tidak ada dosa baginya, bagi orang yang bertaqwa, dan bertaqwalah kepada Allah. Dan ketahuilah bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya”.
(AlBaqarah : 203)

 لاينفرا احد حتى يكون اخر عهده بالبيت
Nabi Saw bersabda :”Janganlah salah seorang berangkat pulang (meninggalkan Mekah) sebelum mengakhiri urusan (hajinya) dengan (Thawaf Wada’) di Baitullah”. (HR Muslim) Thawaf Wada’ sama dengan Thawaf Ifadlah, yakni hanya berjalan biasa mengelilingi Ka’bah tujuh putaran, tanpa ramal, tanpa shalat sunat di Maqam Ibrahim, tanpa Sa’i, dan tanpa tahallul. Hanya mengelilingi Ka’bah dengan berjalan biasa, dengan tata cara (aturan, takbir, do’a) yang sama seperti thawaf qudum.
(Risalah Haji-A.Hassan)

 عن ابن الزبير قال : قال رسول الله صلعم (صلاة فى مسجدي هذاافضل من الف صلاة قيم سواه الا المسجدالحرام, وسلاة فى المسجد الحرام افضل من صلاة فى مسجدي هذا بمائة صلاة)
Dari Ibnu Zubair ra berkata, telah bersabda Rasulullah Saw :”Satu shalat di masjidku ini lebih utama daripada seribu shalat di (masjid) lainnya kecuali (di) AlMasjidil Haram, dan satu shalat di AlMasjidil Haram itu lebih utama daripada shalat di masjidku ini seratus kali”.
(HR Ahmad dan disahkan oleh Ibnu Hibban)



AlMasjidilharam selayang pandang