HAJI TAMATTU ialah umrah pada bulan-bulan haji kemudian tahallul dari umrah dan ihram haji pada tahun itu juga
tidak akan pernah dapat mengambil pelajaran dari AlQur`an melainkan orang-orang yang berakal

Minggu, 13 Desember 2009

perjalanan ibadah haji tamattu


UMRAH
Dilakukan sebelum tanggal 8 Dzulhijjah



عن يعلى بن أمية أن النبي صلعم طاف مضطبعا و عليه برد
Dari Ya’la bin Umayyah ra bahwasanya Nabi Saw Thawaf dengan Idlthiba, dan beliau memakai selendang.
(HR Ibnu Majah, AtTirmidzi, dalam Nailul Authar)
Idlthiba : ialah memasukkan kain ihram di bawah ketiak kanan dan meletakkan ujung kainnya pada pundak kiri. Pundak kanan terbuka, pundak kiri tertutup kain ihram.
Untuk jama'ah calon haji Indonesia gelombang ke-2 yang langsung ke Jeddah, sejak dari bandara Indonesia sudah berkain ihram, sehingga ketika sampai di miqat makani (Qarnal Manazil) tinggal mengucapkan takrir umrah :
 لَبَّيْكَ اَللّهُمَّ عُمْرَةً
" labbayka allahumma umratan "
di lanjutkan mengucapkan talbiyah
 لَبَّيْكَ اَللّهُمَّ لَبَّيْكَ, لَبَّيْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ, اِنَّ الْحَمْدَ وَنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ, لاَشَرِيْكَ لَكَ
" labbayka allahumma labbayk, labbayka laa syariikalaka labbayk, innalhamda wa ni'mata laka walmulk, laa syariikalak "
dengan lantang hingga melihat ka'bah baitullah di AlMasjidilharam.

di bandara pemberangkatan sudah berkain ihram

di bandara jeddah sudah ihram umrah

menuju almasjidilharam untuk thawaf qudum
ketika melihat baitullah talbiyah diganti dengan mengucapkan :
اَللّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمُ
" allahumma antassalam, wa minkassalam, fahayyina rabbana bissalam "

thawaf qudum di baitullah
awal dan akhir thawaf di rukun hajar aswad
dan setiap sampai di hajar aswad
lakukan taqbil/istilam/isyarat pada hajar aswad sambil ucapkan
بِسْمِ اللهِ واللهُ اَكْبَرُ
" bismillahi wallahu akbar "


taqbil = mengkucup/mencium - istilam = mengusap/meraba dengan tangan kanan kemudian tangan dicium - isyarat = mengangkat telapak tangan kanan terbuka ke arah hajar aswad

selama mengelilingi ka'bah sangat dianjurkan sambil dzikrullah
setiap antara rukun yamani hingga rukun hajar aswad ucapkan du'a
رَبَّنَا اَتِنَا فى الدُّنيْاَ حَسَنَةً وَفِى الاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ
" rabbana aatina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, waqina 'adzabannar "
tiga putaran awal dengan ramal (berlari kecil), dan empat putaran sisanya jalan biasa
selesai thawaf - dari rukun hajar aswad menuju maqam ibrahim
menjelang sampai di maqam ibrahim ucapkan
وَاتَّخِذُوْامِنْ مَقَامِ ِأبْرَهِيمْ َمُصَلّىَ
" wattakhidzu mimaqami ibrahiima mushalla "

shalat sunat dua raka'at
raka'at pertama membaca : alfatihah + kulya ayyuhal kafirun
raka'at kedua membaca : alfatihah + kul huwallahu ahad
selesai shalat kembali ke hajar aswad untuk taqbil/istilam/isyarat sambil ucapkan
بِسْمِ اللهِ واللهُ اَكْبَرُ
" bismillahi wallahu akbar "
kemudian menuju bukti shafa untuk mengerjakan sa'i
ketika hampir tiba di bukit shafa ucapkan
اِنَّالصَّفَا وَالْمَروَةَ مِنْ شَعَائِرالله
" inna shafa wal marwata min sya'airillah "


setiap di bukit shafa atau marwah, sambil mengangkat kedua tangan ucapkan :
اللهُ اَكْبَرُ , اللهُ اَكْبَرُ , اللهُ اَكْبَرُ
لآ اِلَهَ اِلاّاللهُ وَحْدَهُ لآشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ, وَلَهُ الْحَمْدُ, وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ, لآ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ, اَنْجَزَ وَعْدَهُ , وَنَصَرَ عَبْدَهُ , وَهَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ
" Allahu akbar-Allahu akbar-Allahu akbar"
" Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa 'alaa kulli syay`in qadiir, laa ilaaha illallahu wah dah, anjza wa'dah, wa nashara 'abdah, wa Hazamal ahzaba wahdah "
kemudian disambung berdo’a sesuka hati (sesuai keperluan).
lakukan berbuat demikian (takbir-tauhid-do’a) sebanyak tiga kali (ulangan)

dilanjutkan melakukan perjalanan sa'i shafa-marwah
dari bukit shafa hingga bathnul wadi`(tempat bertanda lampu neon hijau) berjalan biasa
dalam area bathnul wadi` dengan ramal (berlari kecil)
lewat bathnul wadi` berjalan biasa kembali hingga sampai di marwah
ketika menjelang tiba di bukit marwah ucapkan
اِنَّالصَّفَا وَالْمَروَةَ مِنْ شَعَائِرالله
" inna shafa wal marwata min sya'airillah "
tiba di bukit marwah lakukan seperti di bukti shafa
takbir-tauhid-do’a sebanyak tiga kali/ulangan
" Allahu akbar-Allahu akbar-Allahu akbar"

" Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa 'alaa kulli syay`in qadiir, laa ilaaha illallahu wah dah, anjza wa'dah, wa nashara 'abdah, wa Hazamal ahzaba wahdah "
perjalanan shafa-marwah dihitung satu kali perjalanan
perjalanan marwah-shafa dihitung satu kali perjalanan

dan perjalanan sa'i akan berakhir di marwah
dilanjutkan mengerjakan tahallul dengan menggunting sedikit rambut

du’a sehabis menggunting rambut
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُحَلِّقِيْنَ, وَ لِلْمُقَصَرِيْنَ
" Allahummaghfir lilmuhallaqiin wal muqashariin "
Ya Allah ampunilah orang-orang yang bercukur (gundul), dan yang menggunting (sedikit rambut)
(Muttafaq ‘alayh)
setelah tahallul maka ibadah UMRAH telah selesai
dan dapat berganti pakaian dengan pakaian biasa









HAJI



Dilakukan sejak tanggal 8 Dzulhijjah hingga 13 Dzulhijjah

pada tanggal 8 Dzulhijjah pagi (ba'da shubuh) berkain ihram di Mekah.
ucapkan takrir (niyat) haji
لَبَّيْكَ اَللّهُمَّ حَجًّا
" labbayka allahumma hajjan "
di lanjutkan mengucapkan talbiyah
لَبَّيْكَ اَللّهُمَّ لَبَّيْكَ, لَبَّيْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ, اِنَّ الْحَمْدَ وَنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ, لاَشَرِيْكَ لَكَ
" labbayka allahumma labbayk, labbayka laa syariikalaka labbayk, innalhamda wa ni'mata laka walmulk, laa syariikalak "
dengan lantang hingga menjelang lontar jumrah aqabah tgl.10 dzulhijjah di Mina
sekitar waktu dhuha tgl.8 dzulhijjah berangkat ke Mina untuk mabit

di mina menginap semalam hingga shubuh 9 dzulhijjah
8 dzulhijjah : shalat dzuhur-ashar-maghrib-isya
9 dzulhijjah : shalat shubuh
عن انس قال : خرجنا مع النبي صلعم من المدينة الى مكة فصلى ركعتين, ركعتين حتى رجعنا الى المدينة , فقلت : أقمتم بها شيئا ؟ قال : اقمنا بها عشرا
Dari Anas bin Malik ra berkata :”Kami keluar bersama Nabi Saw dari Madinah ke Mekah, beliau shalat dua raka’at, dua raka’at, hingga kami kembali ke Madinah”. Aku bertanya : ”Apakah kalian mukim di Mekah?”. Ia menjawab : “Kami mukim di sana sepuluh hari”.
(Muttafaq ‘alayh)

عن ابن عمر قال : غدونا مع رسول الله صلعم من منى الى عرفة فمنا الملبى فمنا المكبر
Dari Ibnu ‘Umar ra berkata : “Kami berangkat pagi-pagi (9Dzulhijjah) bersama Rasulullah Saw dari Mina menuju ‘Arafah, diantara kami ada yang talbiyah dan ada yang bertakbir”.
(HR AnNasa’i)

wuquf  'Arafah berlangsung sejak waktu dzuhur hingga maghrib
mengikuti khutbah 'arafah dan mengerjakan shalat dzuhur-ashar jama' takdim qashar
عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده قال : كن أكثر دعاء النبي صلعم يوم عرفة "لآ اِلَهَ اِلاّاللهُ وَحْدَهُ لآشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ, وَلَهُ الْحَمْدُ, وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.

Dari Amr bin Su’aib dari bapaknya dari kakeknya ra berkata : “Adalah do’a yang paling banyak dibaca Rasulullah Saw ketika wuquf adalah laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu, wahuwa 'alaa qulli syay`in qadiir”.
(HR Ahmad, AtTirmidzi)
terbenam matahari 9 Dzulhijjah, berangkat menuju Muzdalifah.
Maka apabila kamu telah bertolak dari `Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy`arilharam (Muzdalifah). Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.
(QS. 2 : 198)

mabit (bermalam) di Muzdalifah hingga fajar 10 Dzulhijjah
shalat maghrib dan ‘isya jama’ takhir qashar di Muzdalifah


masjid Masy`arilharam-Muzdalifah
shalat subuh 10 Dzulhijjah di Muzdalifah
lalu bertakbir-bertauhid-berdo’a di Masy’aril Haram / Muzdalifah
pungut batu kerikil secukupnya untuk lontar jumrah pada hari-hari nahar dan tasyriq, +/- 70 kerikil
saat fajar 10 dzulhijjah berangkat menuju Mina untuk lontar jamrah aqabah

10 Dzulhijjah di Mina lontar jamrah Aqabah dengan tujuh kerikil
setiap lontaran diikuti takbir-satu lontaran batu sekali takbir Allahu Akbar
tujuh kali melontar-tujuh kali takbir
selesai melontar disambung berdu’a
اَللهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُورًا وَ ذَنْبًا مَغْفُوْ رًا
" Allahummaj'alhu hajjan mabruran wa dzanban maghfuran "
kemudian menyembelih alhadyu

dilanjutkan menuju Mekah untuk thawaf ifadlah di baitullah

thawaf Ifadlah sama dengan thawaf qudum tapi hanya dengan berjalan biasa
tidak melakukan shalat sunat di Maqam Ibrahim dan tidak ada Sa’i Shafa-Marwah
shalat zhuhur di Mekah atau di Mina.
عن جابر قال : لم يطف النبي صلعم واصحابه بين الصفا و المروة الا طوافا واحد
dari Jabir ra berkata bahwa Nabi Saw dan para sahabatnya (pada Thawaf Ifadlah) tidak (melakukan) thawaf (Sa’i) Shafa dan Marwah, kecuali satu kali (pada Thawaf Qudum saja)
(HR Muslim, AnNasa’i, dan Abu Dawud)
selesai thawaf ifadlah kembali ke mina untuk tahallul dan mabit
mabit 10 - 12 dzulhijjah = nafar awal
mabit 10 - 13 dzulhijjah = nafar akhir
عن ابن عباس , قال رسول الله صلعم : ليس على النساء الحلق إنما على النساء التقصير
Dari Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah Saw telah bersabda :”Bagi perempuan tidak ada bercukur (gundul) , bagi perempuan itu hanya menggunting (sedikit rambut)”.
(HR Abu Dawud, AdDaraquthni)

عن أبن عباس أن النبي صلعم قيل فى الذبح والحلق والرمى والتقديم والتاخير, فقال : لاحرج
Dari Ibnu ‘Abbas ra bahwasanya Nabi Saw ditanya tentang penyembelihan, bercukur, melempar (jumrah, dan thawaf ifadlah), mendahulukan dan mengakhirkan (semua pekerjaan tersebut) maka beliau menjawab : ”Tidak apa-apa (boleh)”.
(Muttafaqun ‘alayh)
عن جابر قال : رمى رسول الله صلمعم الجرة يوم النحر ضحى , ورمى بعد يوم النح اذا زالت الشمس
Dari Jabir ra berkata bahwa Rasulullah Saw melontar Jumratul (Aqabah) pada hari Nahar (10 Dzulhijjah) pada waktu dluha, dan melontar sesudah hari Nahar (11, 12, dan 13 Dzulhijjah) setelah tergelincir matahari.
(HR AnNasa’i)
عن ابن عمر انه كن يرمى الجمرة الدنيا بسبع حصيات يكبر ثم يتقدم فيسهل فيقوم مستقبل القبلة ويدعو ويرفع يديه ثم يرمى الوسطى ثم ياخذ ذات الشمال فيسهل فيقوم مستقبل القبلة ثم يدعو يرفع يديه ويقوم قياما طويلا ثم يرمى الجمرة ذات العقبة من بطن الوادي ولايقف عندها ثم ينصرف, وقال : هكذا رأيت رسول الله صلعم يفعل
Dari Ibnu ‘Umar ra bahwasanya beliau melempar Jumrah Ula dengan tujuh batu, setiap lemparan bertakbir, kemudian maju dan bergeser, beliau berdiri menghadap qiblat, berdu’a sambil mengangkat tangan. Kemudian melempar Jumrah Wustha (dengan tujuh batu), kemudian bergeser kesebalah kiri, kemudian berdiri menghadap qiblat, berdu’a sambil mengangkat kedua tangannya. Beliau berdiri lama (ditempat itu), kemudian melempar Jumrah Aqabah di tengah lembah dan beliau tidak berhenti disitu, kemudian pergi. Ibnu ‘Umar ra berkata :”Demikianlah saya melihat Rasulullah Saw melakukannya”.
(HR Ahmad, AlBukhari)
واذ كرواالله فى ايام معدودت فمن تعجل فى يومين فلا اثم عليه ومن تأخر فلا اثم عليه لمن اتفى واتقوالله, واعلموا انكم اليه تخشرون
“Dan berdzikirlah kepada Allah dalam beberapa hari yang terbilang, barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari (12 Dzulhijjah), maka tiada dosa baginya, dan barangsiapa yang ingin menangguhkannya (13 Dzulhijjah), maka tidak ada dosa baginya, bagi orang yang bertaqwa, dan bertaqwalah kepada Allah. Dan ketahuilah bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya”.
(AlBaqarah : 203)
لاينفرا احد حتى يكون اخر عهده بالبيت
Nabi Saw bersabda :”Janganlah salah seorang berangkat pulang (meninggalkan Mekah) sebelum mengakhiri urusan (hajinya) dengan (Thawaf Wada’) di Baitullah”.
(HR Muslim)
Thawaf Wada’ sama dengan Thawaf Ifadlah, yakni hanya berjalan biasa mengelilingi Ka’bah tujuh putaran, tanpa ramal, tanpa shalat sunat di Maqam Ibrahim, tanpa Sa’i, dan tanpa tahallul. Hanya mengelilingi Ka’bah dengan berjalan biasa, dengan tata cara (aturan, takbir, do’a) yang sama seperti thawaf qudum.
(Risalah Haji-A.Hassan)
عن ابن الزبير قال : قال رسول الله صلعم (صلاة فى مسجدي هذاافضل من الف صلاة قيم سواه الا المسجدالحرام, وسلاة فى المسجد الحرام افضل من صلاة فى مسجدي هذا بمائة صلاة)
Dari Ibnu Zubair ra berkata, telah bersabda Rasulullah Saw :”Satu shalat di masjidku ini lebih utama daripada seribu shalat di (masjid) lainnya kecuali (di) AlMasjidil Haram, dan satu shalat di AlMasjidil Haram itu lebih utama daripada shalat di masjidku ini seratus kali”.
(HR Ahmad dan disahkan oleh Ibnu Hibban)

masjid nabawi